Senin, 09 Agustus 2010

PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI

PROKLAMASI KEMERDEKAAN
I N D O N E S I A

STANDAR KOMPETENSI :
5. Memahami usaha persiapan kemerdekaan
KOMPETENSI DASAR:
5.1. Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya
negara kesatuan Republik Indonesia.

1. BERITA KEKALAHAN JEPANG
Perang Asia Timur Raya (Perang Dai Toa) yang dibanggakan oleh Jepang sebagai Perang Suci dilancarkan oleh Jepang untuk menguasai sebagian wilayah Asia semakin mendekati titik akhir. Tentara Sekutu yang dipimpin oleh Jenderal Mc Arthur mulai menguasai daerah-daerah yang dikuasai Jepang. Sifat Ofensif (menyerang) Jepang berubah menjadi Defensif (bertahan), akibat serangan tentara Sekutu yang bertubi-tubi. Pertempuran dahsyat antara tentara Jepang melawan tentara Sekutu terjadi antara lain di Bataan (Filipina) dan Iwojima.

Semangat juang yang tinggi dari tentara Jepang membuat Perang Pasifik masih terus berlangsung walaupun peperangan di Eropa sudah berakhir. Mereka tidak mudah menyerah walaupun beberapa kota di Jepang telah mengalami serangan bom dari pihak Sekutu. Gempuran dan tekanan hebat datang dari negara-negara yang tergabung dalam Front ABCD (America, British, China, Dutch) dan ABDACom ( America, British, Dutch, Australia Command), membuat moril semangat tentara Jepang mundur. Kegiatan produksi pun macet akibat terhambatnya pasokan bahan baku karena perang.

Akhirnya pihak Sekutu menjadi tidak sabar dan memutuskan untuk menjatuhkan Bom Atom, agar Jepang segera menyerah.
Pada tanggal 6 Agustus 1945 Kota Hiroshima dibom Atom oleh Sekutu, disusul kota Nagaski pada tanggal 9 Agustus 1945 dibom Atom, sehingga kedua kota tersebut luluh lantak. Sekutu juga mengulimatum Jepang untuk menyerah dan harus dijawab sebelum tanggal 13 Agustus 1945. Akhirnya Jepang mengalami kekalahan total, dan Kaisar Hirohito akhirnya mengakui kekalahan Jepang terhadap Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Peristiwa penyerahan Jepang kepada sekutu dilakukan di atas kapal perang Amerika Serikat “MISSOURI”.

Berita ini tidak bisa dengan mudah didengar oleh bangsa Indonesia, karena semua radio yang dimiliki oleh penduduk telah disegel. Rakyat hanya bisa mendengarkan siaran yang dipancarkan oleh radio Jepang. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga wibawa Jepang. Meskipun demikian, para pejuang secara sembunyi-sembunyi tetap mengetahuinya melalui stasiun gelap yang mereka buat sendiri.

Perdana Menteri Kuniaki Kaiso berusaha mempertahankan kekuasaan Jepang di Indonesia, dia mengeluarkan pernyataan “ Janji Kemerdekaan Indonesia kelak di kemudian hari” yang bertujuan untuk membina rakyat agar mau bekerjasama dengan pemerintah Jepang. Tetapi bangsa Indonesia yang sudah lama mandambakan Kemerdekaan, tidak percaya begitu saja. Sutan Syahrir, salah seorang tokoh pejuang yang berhasil mengetahui dan mendengar tentang takluknya tentara Jepang akhirnya pergi menemui Moch. Hatta untuk menyampaikan berita tersebut, sekaligus menanyakan masalah kemerdekaan.

2. KEGIATAN TOKOH PEJUANG GOLONGAN TUA DI JAKARTA
Berita tentang kekalahan Jepang disebarluaskan oleh tokoh pejuang Indonesia lainnya. Mereka menganggap ini adalah kesempatan emas untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia. Syahrir menyatakan agar pernyataan kemerdekaan tidak dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), ia khawatir kalau pernyataan Kemerdekaan Indonesia dilakukan PPKI takut dianggap Sekutu sebagai buatan Jepang. Akhirnya Sutan Syahrir dan Moch. Hatta pergi menemui Ir. Soekarno, ketua PPKI. Tetapi Ir. Soekarno berpendapat sebaliknya, Proklamasi Kemerdekaan harus dilakukan atas persetujuan PPKI.

Pada masa itu juga terjadi perbedaan pendapat antara pemimpin golongan Tua dan para tokoh Pemuda. Soekarno-Hatta berpendapat bahwa dalam pelaksanaan Proklamasi harus dicegah jatuhnya korban rakyat. Pertimbangan ini didasarkan pada kenyataan bahwa kekuatan Jepang masih kokoh, walaupun mereka telah menyerah kepada Sekutu. Para pemimpin golongan Tua seperti : Ir. Soekarno, Hatta, dan dr. Radjiman Widiodiningrat masih merasa yakin akan itikad Jepang untuk melaksanakan “janji Kemerdekaan bagi Indonesia” yang diucapkan oleh PM Kuniaki Kaiso melalui Jenderal Terauchi (Komando Tetinggi Pendudukan Jepang di Asia Tenggara) dalam pertemuan yang diadakan di Dalath (Vietnam) pada tanggal 14 Agustus 1945. Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jepang Laksamana Maeda membenarkan berita tengtang kekalahan Jepang kepada tokoh pejuang golongan Tua. Soekarno-Hatta tetap pada pendiriannya bahwa Proklamasi Kemerdekaan harus dilaksanakan oleh PPKI yang dianggap mewakili seluruh rakyat Indonesia. PPKI (Dokuritzu Jumbi Iinkai) yang diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1945, menyetujui Kemerdekaan Indonesia harus segera diumumkan , dengan kesepakatan :
a. UUD harus segera disepakati.
b. Susunan pemerintahan Indonesia di pusat dan di daerah harus dapat dilaksanakan dalam beberapa hari.

3. KEGIATAN PEMUDA PEJUANG INDONESIA
Pada tanggal 15 Agustu 1945 sekitar pukul 20.00 para Pemuda Pejuang dipimpin oleh Chaerul Saleh mengadakan Perundingan di belakang Laboratorium Bakteriologi di Jl. Pegangsaan Timur Jakarta, dihadiri oleh : Djohan Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto Margono, Wikana, dan Armansyah. Perundingan ini menghasilkan kesepakatan :
a. Kemerdekaan Indonesia adalah hak dan masalah bangsa Indonesia sendiri, bukan tergantung kepada Negara lain.
b. Mewujudkan Proklamasi kemerdekaan oleh Bangsa Indonesia sendiri yang bebas dari pengaruh bangsa Asing manapun juga.
c. Menemui Soekarno-Hatta.

Sekitar pukul 22.00, Wikana dan Darwis diutus oleh para Pemuda Pejuang untuk menemui Soekarno-Hatta agar segera memproklamirkan Indonesia Merdeka. Mereka menjelaskan bahwa pasukan dari PERTA,Barisan Pelopor, Heiho, dan pasukan Pemuda siap mengepung kota untuk menjalankan Revolusi bersenjata demi menghacurkan tentara Jepang, tetapi keinginan para Pemuda ini ditolak oleh Ir. Seokarno.

Pada pukul 24.00, masih dipimpin oleh Chairul Saleh, para pemuda mengadakan rapat di Jl. Cikini Raya no. 71 Jakarta, selain dihadiri oleh para pemuda yang hadir pada rapat di Lab. Bakteriologi, dihadiri pula oeh Sukarni, Yusuf Kunto, Dr. Muwardi, dan Syodanco Singgih (PETA), rapat itu menghasilkan :
a. Kemerdekaan harus dinyatakan sediri oleh rakyat Indonesia tanpa menunggu kemerdekaan hadiah dari Jepang.
b. Membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Karawang agar terhidar dari pengaruh Jepang untuk menindas atau menghalangi Kemerdekaan Indonesia.
Rengasdengklok dipilih karena kota ini dianggap aman dan bebas dari kakuasaan militer Jepang karena sudah diduduki oleh PETA pimpinan Syudanco Subeno. Pamong Praja dan pemuda setempat pun yang tergabung dalam Keibodan dan Seinendan sudah bersatu dengan PETA.

Pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00 Soekarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok dan didesak agar segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Akhirnya Soekarno-Hatta setuju, Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan tanpa campur tangan Jepang, Mr.Ahmad Subarjo betanggungjawab dan menjamin bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Syudanco Singgih menyampaikan berita tersebut kepada para pejuang muda yang bermarkas di Jl. Menteng Raya No. 31 Jakarta. Kemudian tanggal 16 Agustus 1945 sore hari mereka kembali membawa Soekarno-Hatta ke Jakarta untuk merundingkan rencana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia esok hari. Bertampat di rumah Laksamada Tadhesi Maeda jl,Imam Bonjol No. 1, mereka berunding merumuskan rencana Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Mengapa dilaksanakan di rumah tentara Angkatan Laut Jepang??

4. PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI
Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 23.00 mereka merkumpul di rumah Laksamana Maeda untuk merundingkan rencara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Mereka mengumpulkan anggota PPKI dan pemimpin kelompok Pemuda. Sebenarnya Jepang tidak mengijinkan Kemerdekaan Indonesia, hal ini diketahui dari pernyataan Jenderal Nishimara (Kepala Pemerintahan Militer Jepang di P. Jawa).
Hal ini makin menambah semangat Soekarno dkk untuk segera merumuskan Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pertemuan itu dihadiri pula oleh BM. Diah, Sayuti Melik, dan Sukarni, serta beberapa anggota PPKI lainnya.

Soekarno memerintahkan Ahmad Subarjo untuk mengutip kata-kata dari Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, yaitu bab Pembukaan Rumusan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Atas berkat rakhamat Allah maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaannya”. Tetapi disepakati sbb “ Kami Bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”, kalimat tsb dikutip dari alinea ke 3 Piagam Jakarta. Kalimat ke 2 ditambahkan Drs. Moch. Hatta “ hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Atas usul Sukarni teks tersebut ditandatangani oleh Soekarno-Hatta, atas nama Bangsa Indonesia.
Naskah Teks Proklamasi diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan :
a. Tempoh menjadi Tempo
b. Wakil-wakil Bangsa Indonesia menjadi Atas Nama Bangsa Indonesia.
c. Djakarta, 17-8-05 menjadi Djakarta, hari 17, boelan 8 tahoen 05.
(05 adalah singkatan dari tahun 2605 tahun Jepang, 1945 Masehi).

5. PEMBACAAN TEKS PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
Pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 pukul 10.00 dikumandangkan pembacaan Teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia, acara itu dihadiri oleh 1000 orang yang diatur oleh dua orang barisan pemuda pelopor : Sudiro dan Suhud. Setelah dikibarkan bendera Merah Putik hasil jahitan Ibu Fatmawati, istri Bung Karno. Bendera itu dikibarkan oleh Suhud, Tri murti, dan Cudanco Latif Hendraningrat dengan diiringi lagu Kebangsaan Indonesia Raya karya WR.Supratman. Peristiwa ini diabadikan oleh fotografer Harian Asia Frans S.Mendur. Negara lain yang pertama mengakui kedaulatan dan Kemerdekaan Indonesia adalah Mesir.

6. PENGESAHAN UUD 1945 DAN PEMILIHAN PEMIMPIN NASIONAL
UUD adal hokum dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional dalam penyelenggaraan Negara kesatuan Republik Indonesia. UUD mengatur pelaksanaan kakusaan atau kedaulatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Rapat pertama diselenggarakan pada tanggal 18 Agustus 1945 di gedung kesenian Jakarta, dalam siding itu PPKI menghasilkan 3 keputusan :
a. Mengesahkan dan menetapkan UUD Republik Indonesia menjadi UUD 1945.
b. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moch. Hatta sebagai wkil Presiden Indonesia.
c. Sebelum terbentuknya Majlis permusyawaratan Rakyat, pekerjaan Presiden untuk sementara dibatu oleh Komite Nasional.
Rancangan UUD itu sendiri sebenarnya merupakan hasil karya BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokoritzu Junbi Cosakai, yang terbentuk tanggal 28 Mei 1945 beranggotakan 62 orang dengan ketuanya Dr.KRT Radjiman Widyodiningrat.




Bandung, 9 Agustus 2010
Penyusun,




Drs. Cecep Amelia
NIP: 196704141999031003